MAKALAH
ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
SISTEM SARAF
Disusun oleh:
1. Lina lifah P
|
K4309048
|
2. Mardiayu A
|
K4309049
|
3. Mutia Dwi Z
|
K4309054
|
4. Nova Indri Utami
|
K4309056
|
5. Pradevi Sukma Y
|
K4309062
|
6. Rendy Darmawan
|
K4309064
|
7. Renita Yuliana
|
K4309065
|
8. Dina Puspita
|
X4307024
|
PENDIDIKAN
BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Sistem saraf manusia adalah suatu
jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu
dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol
interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang
penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya.
Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai
sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis.
Dalam sistem inilah berasal sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan,
bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan
memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari
sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam
iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan
diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi,
iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ
tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh
dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Pada
manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf,
sistem indra, dan sistem hormon. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dibahas tentang sistem saraf.
- Rumusan Masalah
1. Bagaimana
struktur syaraf dan bagian-bagiannya?
2. Bagaimana
mekanisme Terjadinya Rangsang Syaraf?
3. Bagaimana
pembagian Sistem Syaraf Pada Manusia?
4. Apa
sajakah gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf?
- Tujuan
1. Mengetahui
struktur syaraf dan bagian-bagiannya
2. Mengetahui
mekanisme Terjadinya Rangsang Syaraf
3. Mengetahui
pembagian Sistem Syaraf Pada Manusia
4. Mengetahui
gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf?
BAB
II
PEMBAHASAN
SISTEM SARAF
A.
SYARAF
DAN BAGIAN-BAGIANNYA
Syaraf (neuron)terdiri dari :
a.
Sel syaraf dan processusnya (dendrit)
yang berfungsi untuk metabolisme, penghasil energi guna transmisi impuls, juga
merendam adanya aliran impuls yang menuju ke dendrit.
b.
Serabut syaraf (axon), berfungsi untuk
transmisi atau konduksi impuls.
c.
Ujung syaraf (telodendron) tempat
produksi transmiter (acetylcholin, norepinephrin).
Gambar 1
sel saraf dan bagian - bagiannya
Sel syaraf terpadu
membentuk substansi kelabu, yang terdapat di otak bagian korteks dan medula
spinalis bagian medialnya, yang disebut nukleus. Sedang jika kumpulan sel
syaraf tersebut terdapat di luar susunan syaraf pusat maka disebut ganglion.
Masing-masing serabut syaraf dibungkus oleh sarung semacam lemak yang berguna
untuk pelindung, nutrisi maupun pembatas antara syaraf yang satu dengan yang
lain. Pembungkus axon tersebut dinamakan neurolemma
yang terdiri dari sel-sel schwan.
Pada tempat-tempat tertentu sel schwan mengadakan pengendapan myelin pada
lekukan-lekukan/nodus ranvier secara spiral. Sedangkan serabut syaraf yang
berada di otak maupun medula spinalis tidak dibungkus oleh neurolemma tetapi
hanya berupa myelin, serabut-serabut syaraf ini juga terpadu, membentuk
substansi putih yang disebabkan adanya sarung pelindung tersebut (substansi
alba).
Sebuah serabut syaraf mempunyai
sifat-sifat :
§ Konduktivitas
(penghantar impuls)
§ Eksitabilitas
(dapat dirangsang)
§ Dapat
memberikan respon terhadap rangsang
Adapun
macam-macam respon antara lain :
§ Rangsang
mekanik
§ Rangsang
elektrik
§ Rangsang
kimiawi
§ Rangsang
fisik
Penghantar rangsang pada sebuah syaraf
adalah : Dendrit àsel syaraf àaxon.
Penghantaran tersebut dinamakan penghantar syaraf maju.
Begitu pula sebuah impuls dapat melalui
beberapa syaraf dengan jalan yang sama.
Impuls terdiri dari dua macam :
a. Impuls motorik :
Merupakan
impuls yang menuju ke efektor (otot/kelenjar). Impuls motorik yang ditimbulkan
oleh salah satu sel piramidal di daerah motorik otak, akan melewati axon
menyusup ke sumsum tulang belakang berada di substansi putih, axon tersebut
kemudian mengkait dendrit sel motorik pada cornu
anterior medulla spinalis, kemudian impuls merambat melewati syaraf
penghubung menuju ke serabut syaraf radix anterior medulla spinalis, lalu
dihantar pada tujuannya yaitu otot (efektornya).
Impuls motorik yang dibangkitkan dalam salah sebuah sel piramidal
pada daerah motorik dalam kortex, melintasi axon atau serabut saraf yang
sewaktu menyusui sumsum tulang belakang, berada di dalam substansi putih. Axon
itu mengait dendrite sel saraf motorik pada kornu anterior sumsum tulang
belakang. Kemudian impuls merambat pada axon sel-sel tersebut, yang membentuk
serabut-serabut motorik akar anterior saraf sumsum tulang belakang, dan
dihantar kepada tujuan akhirnya dalam otot.
b. Impuls sensorik :
Impuls sensorik diterima oleh ujung-ujung saraf dalam kulit,
melintasi serabut saraf ( dendron ) menuju sel sensorik dalam ganglion akar
posterior, dan kemudian melalui axon sel-sel ini masuk ke dalam sumsum tulang
belakang, lantas naik menuju sebuah nukleus dalam medula oblongta, dan akhirnya
dikrimkan ke otak .
Serabut saraf yang bergerak ke dan dari
berbagai bagian otak, dikelompokkan menjadi berkas-berkas saluran tertentu
dalam sumsum tulang belakang.
Ada tiga jenis batang-batang saraf yang dibentuk oleh
saraf serebro-spinal :
1) Saraf motorik atau saraf eferen yang menghantarkan
impuls dari otak dan sumsum tulang belakang ke saraf periferi ( tepi ).
2) Saraf sensorik atau saraf aferen yang membawa impuls
dari periferi menuju otak .
3) Batang saraf campuran yang mengandung baik serabut
motorik, maupun serabut sensorik, sehingga dapat menghantar impuls dalam dua
jurusan. Saraf-saraf pada umumnya adalah dari jenis yang terakhir ini.
Selain itu ada juga serabut-serabut saraf yang
menghubungkan berbagai pusat saraf dalam otak dan sumsum tulang belakang.
Serabut-serabut saraf ini disebut serabut saraf asosiasi atau serabut saraf komisural.
Jalan
impuls syaraf berkebalikan dengan impuls motorik, asal rangsang dari
ujung-ujung syaraf pada kulit (reseptor) kemudian lewat axon à masuk ke medulla spinalis à naik menuju ke nukleus medulla
oblongata à otak.
Adapun syaraf-syaraf spinal sebagai
penghantar impuls tersebut :
·
Syaraf sensorik
·
Syaraf motorik
·
Syaraf campuran
Selain itu juga terdapat serabut syaraf
yang menghubungkan berbagai pusat syaraf dalam otak dan medulla spinalis, yang
disebut syaraf asosiasi/serabut syaraf komisural.
Gambar
2
Saraf Spinal penghantar rangsang
B. MEKANISME TERJADINYA RANGSANG
SYARAF
Proses terjadinya
konduksi impuls syaraf terdapat dua teori antara lain:
a. Teori
Membran
Yang
menyatakan bahwa mekanisme induksi impuls syaraf tergantung pada permeabilitas
deferensial perbedaan permeabilitas dari ion Natrium dan Kalium pada membran
neuron yang dikendalikan oleh medan listrik.
Dari kedua
faktor tersebut maka akan menimbulkan nilai ambang tertentu eksitasi tersebut
dapat terjadi. Eksitasi disalurkan ke sepanjang serabut berupa aksi potensial.
Aksi potensial
terjadi terjadi apabila membran mengalami depilarisasi. Pada saat istirahat,
neuron berbentuk seperti silinder yang mempunyai muatan ion berbeda diantara
membran selnya tetapi dengan jumlah yang sama, ion negatif berada didalam
membran, sedangkan sedang ion positif berada di luar membran. Ion Kalium
terdapat di dalam membran lebih bebas dan cepat bergerak ke luar dari pada ion
Natrium yang berada di luar membran untuk berdifusi masuk ke dalam membran.
Saat ion Kalium keluar dari membran maka muatan di dalam membran bertambah
negatif, sehingga pada saat ion negatif lebih banyak dari ion positif di luar
membran, maka ion Kalium sulit untuk ke luar membran perbedaan potensialnya
mencapai 60-90 mvolt, pada saat itu diperlukan pompa Natrium yang membutuhkan
energi dari ATP, yang mengalirkan Na ion sehingga terjadi keseimbangan kembali.
Saat ion Na masuk, akan menurunkan potensial transmembran sampai 0 dan terus
mencapai -40 atau -50 mvolt. Setelah satu atau dua milidetik permeabilitas
natrium menurun., dan kalium mulai keluar kembali. Demikian proses tersebut
menimbulkan potensial rehat, ini disebut repolarisasi. Jadi gelombang
depolarisasi terjadi saat satu ion kalium keluar yang diimbangi dengan satu ion
natrium yang masuk ke dalam membran. Oleh karena itu satu impuls syaraf
merupakan gelombang depolarisasi yang melalui serabut syaraf.
b. Teori
Penyaluran Sirkuit Lokal
Yang
menyatakan bahwa aksi potensional disalurkan oleh adanya arus elektronik yang
mengalir mendahuluinya. Efektifitas arus elektronik dalam meneruskan impuls
tergantung pada besarnya arus, tahana membran, neuron, sitoplasma, dan medium
yang mengelilinginya.
C. PEMBAGIAN SISTEM SYARAF PADA
MANUSIA
Sistem
syaraf dibagi atas beberapa bagian antara lain :
1. Sistem
syaraf pusat terdiri dari :
·
Otak
·
Medulla spinalis (sumsum tulang
belakang)
2. Sistem
syaraf tepi (perifer), yang dibentuk oleh beberapa syaraf yang berhubungan
dengan syaraf pusat secara langsung maupun tidak langsung.
·
Syaraf cranial
·
Syaraf otonom :
-
syaraf simpatis
-
syaraf parasimpatetis
1)
Sistem
syaraf pusat
Meningia
Otak dan sumsum tulang belakang
diselimuti meningia yang melindungi
struktur saraf yang halus itu, membawa pembuluh darah ke situ, dan dengan
sekresi sejenis cairan yaitu cairan serebrospinal memperkecil benturan atau
goncangan. Meningia terdiri dari tiga lapis.
1. Pia mater
yang menyelipkan dirinya kedalam celah yang ada pada otak dan sumsum tulang
belakang, dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erst tadi dengan demikian
menyediakan darah untuk struktur-struktur ini.
2. Arakhnoid
merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dari dura mater.
3. Dura mater
yang padat dan keras terdiri dari dua lapisan. Lapisan luar yang melapisi
tengkorak, dan lapisan dalam yang bersatu dengan lapisan luar, kecuali pada
bagian tertentu, dimana sinus-venus terbentuk, dan dimana dura mater membentuk
bagian-bagian berukut : Falx serebri yang terletak di antara kedua hemisfer
otak. Tepi atas falx serebis membentuk sinus longitudinalis superior atau sinus
sagitalis superior yang menerima darah vena dari otak, dan tepi bawah falx
serebri membentuk sinus longitudinalis inferior atau sinus sagitalis inferior
yang menyalurkan darah keluar falx serebri. Tentorium serebeli memisahkan
serebelum dari serebrum.
Diafragma sellae
adalah sebuah lipatan berupa cincin dalam dura mater dan yang menutupi sela
tursika yaitu sebuah lekukan pada tulang sphenoid, yang berisi hipofisis.
Meningitis
adalah peradangan pada meningia, yang mempunyai gejala berupa bertambahnya
jumlah dan berubahnya susunan cairan serebro-spinal ( CSF ). Infeksi yang
terjadi mungkin disebabkan bakteri atau virus dan diagnosa dapat dilakukan
dengan memeriksa cairan serebro-spinal yang diambil melalui punksi lumbal.
Sistem
ventrikuler terdiri dari beberapa rongga dalam otak
yang berhubungan satu sama lain. Ke dalam rongga-rongga itulah plexus khoroid
menyalurkan cairan serebo-spinal. Plexus khoroid dibentuk oleh jaringan
pembuluh darah kapiler yang sangat halus dan ditutupi oleh bagian pia mater
yang membelok kedalam ventrikel dan menyalurkan cairan serebro-spinal. Kedua ventrikel lateral, masing-masing berada satu pada
tiap hemisfer otak, dan bersambung dengan ventrikel ketiga yang terletak pada
garis tengah antara kedua thalamus. Ventrikel ketiga bersambung dengan ventrikel
keempat yang terdapat diantara serebelum, pons dan medulla oblongata, melalui
saluran kecil, aqueduktus serebri. Celah-celah pada atap ventrikel keempat
memungkinkan cairan serebro-spinal memasuki ruang subarakhnoid yang
mengelilingi keseluruhan otak dan sumsum tulang belakang. Cairan serebro-spinal adalah hasil
sekresi plexus khoroid. Cairan ini bersifat alkali, bening mirip plasma.
Tekanannya adalah 60 sampai 140 mm air.
Sirkulasi
cairan serebro-spinal. Cairan ini disalurkan oleh plexus khoroid ke dalam
ventrikel-ventrikel yang ada di dalam otak; cairan itu masuk ke dalam kanalis
sentralis sumsum tulang belakang dan juga kedalam ruang subarakhnoid melalui
celah-celah yang terdapat pada ventrikel keempat. Setelah itu cairan ini dapat
melintasi ruangan diatas seluruh permukaan otak dan sumsum tulang belakang
hingga akhirnya kembali ke sirkulasi vena melalui granulasi arakhnoid (
granulatio arfachnoidais ) pada sinus sagitalis superior.
Oleh karena
susunan ini maka bagian saraf otak dan sumsum tulang belakang yang sangat
halus, terletak diantara dua lapisan cairan sebelah dalam yang merupakan isi
dari ventrikel-ventrikel otak dan saluran pusat sumsum tulang belakang, dan
lapisan cairan sebelah luar yang berada dalam ruang subarakhnoid. Dengan adanya
kedua “bantalan air” ini, maka sistem persarafan terlindung baik.
Gambar
3 Garis
– garis besar berupa diagram yang menunjukkan kedudukan ruang – ruang yang
berisi cairan. Ruang Subarakhnoid, Ventrikel dan Canalis Spinalis yang berada
didalam dan sekitar Otak dan Sumsum Tulang Belakang
Fungsi
cairan serebo-spinal.
Cairan ini bekerja sebagai bufer, melindungi otak dan sumsum tulang belakang.
Menghantarkan makanan ke jaringan sistem persarafan pusat.
Punksi lumbal. Oleh karena sumsum tulang belakang berakhir pada ketinggian vertebrata
lumbalis pertama atau kedua dan ruang subarakhnoid memanjang terus hingga
ketinggian vertebra sakralis kedua, maka contoh cairan serebro-spinal dapat
disedot keluar dengan men yuntikan jarum punksi lumbal ke dalam ruang subarakhnoid
diantara titik-titik ini, dan tindakan ini disebut Punksi lumbal. Pemeriksaan
cairan serebo-spinal yang dilakukan dengan cara itu dapat mengungkapkan
keterangan penting tentang kemungkinan adanya meningitis dan pendarahan
subarakhnoid pada otak.
a.
Otak
Otak
terletak didalam rongga kranium tengkorak. Perkembangan otak
manusia, semula otak berbentuk silinder (bumbung/tabung). Otak
berkembang dari sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga gejala
pembesaran, otak awal, yang disebut otak depan, otak tengah dan otak belakang,
jadi :
Otak asal à otak depan
otak tengah
otak belakang
Otak
depan berkembang menjadi belahan otak besar (hemisphaerum
cerebri), Corpus striatum dan Talami (talami 3 hipotalami). Sedang
otak tengah menjadi otak antara (Diencephalon).
Otak belakang berupa Pons varolli (jembatan
varol), Medulla oblongata (sumsum
lanjutan) dan Cerebellum (otak
kecil). Ketiga otak belakang tersebut membentuk batang otak.
Otak yang terletak di dalam rongga
tengkorak dapat dibedakan menjadi 3 bagian yang masing-masing mempunyai fungsi
yang berbeda-beda yaitu : cerebrum,
cerebellum, batang otak.
Gambar 4
Otak dan bagian - bagiannya
a.
Cerebrum
Cerebrum
mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak, yang masing-masing disebut fosa
kranialis anterior dan kranialis tengah.
Cerebrum
atau otak besar, di bagian kortex cerebri terdapat banyak kumpulan sel-sel
syaraf sehingga membentuk substansi kelabu atau ganglia basalis. Pada korteks
tersebut tersusun lipatan-lipatan tak teratur sehingga menambah luas permukaan
cerebrum. Sedang pada bagian medulla terdapat axon-axon yang diselaputi oleh
myelin sehingga membentuk substansi alba (putih) karena lemak myelin tersebut.
Berbagai daerah pada otak. Fisura-fisura dan sulkus-sulkus membagi hemisfer otak
menjadi beberapa daerah. Kortex serebri bergulung-gulung dan terlipat secara
tidak teratur, sehingga memungkinkan luas permukaan substansi kelabu bertambah.
Lekukan diantara gulungan-gulungan itu disebut sulkus, dan sulkus yang paling
dalam membentuk fisura longitudinalis dan latereralis. Fisura-fisura dan
sulkus-sulkus ini membagi otak dalam beberapa daerah atau “lobus” yang letaknya
sesuai dengan tulang tulang yang berada di atasnya, seperti lobus frontalis,
temporalis, perietalis dan oksipitalis.
Fisura longitudinalis adalah celah dalam pada bidang medial yang membagi
serebrum menjadi hemisfer kanan dan kiri. Sekeping tipis dura mater yang
disebut falx serebri me nyelipkan dirinya kedalam fisura itu. Dengan cara yang
sama sebagian kecil dura mater, yang disebut flax serebeli, membagi serebelum
menjadi hemisfer kanan dan kiri.
Sulkus lateralis atau fisura Silvius, memisahkan lobus
temporalis dari lobus frontalis (pada sebelah anterior) dan dari lobus
parietalis pada sebelah posterior.
Kortex adalah asal semua impuls motorik yang
mengendalikan otot tulang-tulang. Kortex juga merupakan daerah akhir untuk
menerima semua impuls saraf sensorik yang masuk guna dinilai dan ditafsirkan,
termasuk sensibilitas kulit, sentuhan, sakit, suhu, getaran, jarinagn, bentuk dan
ukuran, serta sensibilitas otot dan sendi.
Kortex Serebri terdiri dari banyak lapisan sel saraf; yang adalah
substansi kelabu serebrum. Kortex serebri ini tersusun dalam, banyak
gulungan-gulungan dan lipatan yang tidak teratur, dan dengan demikian menambah
daerah permukaan kortex serebri, persis sama seperti melipat sebuah benda yang
justru memperpanjang jarak sampai titik ujungnya yang sebenarnya.
Substansi putih terletak agak lebih dalam dan terdiri dari serabut
saraf milik sel-sel pada kortex.
Kortex cerebri terdiri dari beberapa
daerah motoris dan sensoris. Daerah tersebut terletak persis di depan sulkus
sentralis sampai sulkus lateralis. Daerah kortex tersebut mengandung sel-sel
syaraf sebagai awal jalur motorik yang mengendalikan gerakan pada sisi lain
dari tubuh. Daerah motoris bagian atas mengendalikan anggota badan bagian
bawah, sedang bagian bawah tubuh berturut-turut ke atas dikendalikan oled
daerah motoris bagian atas ke bawah sampai daerah kendalinya leher, anggota
badan atas maupun kepala.
Pada
daerah kortex tersebut, bagian motoris paling bawah disebut broca, ini
mempunyai kaitan dengan kemampuan berbicara seseorang ataupun aktivitas
individu, misalnya seseorang biasa menggunakan anggota badannya untuk kegiatan
digunakan bagian sebelah kiri maka broca berada disebelah kanan dari
hemispherum cerebri. Dan begitu pula sebaliknya.
Berbagai macam perasaan dirasakan
dan ditafsirkan dikortex sensoris,
sedang daerah auditorik
(pendengaran) pada lobus temporalis di bawah fisura longitudinalis, kesan suara
diterima dan ditafsirkan. Daerah visuil
(penglihatan) terletak di ujung lobus oksipetalis yang menerima bayangan
kesan-kesan untuk juga ditafsirkan. Pusat pengecap dan penciuman agak anterior
lobus temporalis.
Di dalam hemisphaerum cerebri banyak
terbenam ganglia (beberapa kelompok kecil sunstansi kelabu yang disebut ganglia
atau nuklei basalis) dalam substansi putih. Dua diantaranya adalah nukleus caudatus dan nukleus lentiformis, yang keduanya
membentuk corpus striatum. Struktur
tersebut berhubungan erat dengan talamus (yaitu substansi kelabu yang lain),
yang terletak di tengah – tengahnya struktur ini.
Sistem
nukleus dengan sistem serabut tersebut merupakan bagian dari sistem
extrapiramidal yang mempengaruhi :
§ Tonus
dan sikap tubuh
§ Menyatu
dan menyesuaikan gerakan otot sadar utama yang merupakan sebuah jalur motorik
dengan sistem piramidal.
Thalamus
sebagai penerima impuls sensorik yang dapat ditafsirkan pada tingkat
subkortikal atau disalurkan pada daerah sensorik.
Gambar 5
Daerah Sensoris Otak
Hipothalamus
mempunyai beberapa nukleus yang berhubungan dengan hipophise pada sistem
endokrin., nukleus-nukleus tersebut mengendalikan fungsi-fungsinya, seperti
lapar, haus, pengaturan suhu tubuh.
Gambar 6
Struktur Hipotalamus
Bagian yang
menghubungkan antara kortex cerebri dengan batang otak dan medulla spinalis
adalah capsula interna yang penuh
dengan serabut penuh serabut motorik dan sensorik. Pada saat melintasi
substansi kelabu, syaraf-syaraf tersebut terpadu erat. Jika terjadi thrombosis
arteri pada capsula interna, dapat mengakibatkan hemiplegia (kerusakan salah satu sisi tubuh). Sedang kerusakan pada
cerebrovaskuler tersebut dinamakan stroke.
Gambar 7
Capsula Interna
Jadi fungsi Cerebrum :
1. Mengontrol
mental; tingkah laku, pikairan, kesadaran, moral, kemauan, kecerdasan,
kemampuan berbicara, bahasa dan beberapa perasaan khusus. Fungsi tersebut dilakukan
oleh korteks cerebri yang mengandung pusat-pusat tertinggi.
2. Mengendalikan
otot-otot tulang, sebab kortex cerebri tempat semua impuls motoris.
3. Menilai
dan menafsirkan impuls yang masuk termasuk sensibilitas kulit, sentuhan, sakit,
tekanan, suhu, getaran, jaringan, bentuk dan ukuran, serta sensibilitas otot
dan sendi. Fungsi ini dipertanggungjawabkan oleh kortex cerebri yang merupakan
tempat menerima impuls sensoris.
Gambar 8
Struktur Cerebrum
b.
Cerebellum
Serebelum adalah
bagian terbesar dari otak belakang yang menempati fosa kranialis posterior dan
diatapi oleh tentorium-serebeli, yang merupakan lipatan dura mater yang
memisahkannya dari lobus oksipitalis serebri.
Gambar 9 bagian Cerebellum
Fungsi
serebelum adalah untuk mengatur sikap dan aktivitas sikap badan.
Serebelum berperan penting dalam koordinasi otot dan menjaga keseimbangan. Bila
serabut kortiko-spinal yang melintas dari kortex serebri ke sumsum tulang
belakang mengalami penyilangan, dan dmikian mengendalikan gerakan sisi yang lain
dari tubuh, maka hemisfer serebri mengendalikan tonus otot dan sikap pada
sisinya sendiri.
Keterangan: A: Midbrain. B: Pons. C: Medulla. D: Spinal
cord. E:Fourth ventricle. F: Arbor vitae. G: Tonsil
Gambar 10 Struktur Cerebrum
Cedera
unilateral pada Serebelum mengakibatkn gangguan pada sikap dan tonus otot. Gerakan
sangat tidak terkoordinir. Semua gerakan sadar dan otot-otot anggota badan
menjadi lemah, dan cara bicara pun lambat.
c.
Batang
otak
Terdiri dari : Diencephalon (otak tengah )
Pons varolli
Medulla oblongata
Otak tengah (diensefalon) merupakan bagian atas batang otak. Aqueduktus serebri
yang menghubungkan ventrikel ketiga dan keempat melintasi melalui otak tengah
ini. Otak tengah dibagi 2 tingkat :
1)
Atap
yang mengandung banyak pusat-pusat refleks yang penting untuk penglihatan dan
pendengaran.
2)
Jalur
motorik yang besar, yang turun dari kapsula interna melalui bagian dasar otak
tengah, menurun terus menerus melalui pons dan medula oblongata menuju sumsum
tulang belakang.
Gambar
11
struktur Diencephalon (Otak Tengah)
Jalur lintas motorik :
Capsula
interna à
dasar otak tengah à
pons varolli à
medulla oblongata à
medulla spinalis à
organ.
Jalur lintas sensorik :
Organ
à medulla spinalis à medulla oblongata à pons varolli à otak tengah à thalamus à kortex sensoris hemisphaerum
cerebri.
Fungsi otak
tengah : Mengendalikan kesetimbangan dan
gerakan-gerakan mata
Pons Varoli merupakan bagian tengah otak dan karena itu memiliki
jalur lintas naik dan turun seperti pada otak tengah. Fungsi pons
varolli :
1. Sebagai
jalur lintas motorik mapun sensorik
2. Terdapat
serabut penghubung lobus cerebellum
3. Menghubungkan
cerebellum dengan kortex cerebri
Keterangan
A. Pons Varoli.
B. Medulla oblongata.
a) Brachium pontis (middle cerebellar peduncle)
b) Restiform body (s. crus cerebelli ad medullam
oblongatam).
c) Inferior Olive.
d) Pyramid (s.
corpus pyramidale).
e) Pyramidal decussation (motor decussation).
f) Transverse
fibers.
g) arcuate
fibers.
h) Anterior
(ventral) median fissure.
|
Gambar 12
Struktur Pons Varoli dan Medulla Oblongata
Medula Oblongata membentuk bagian bawah batang otak serta mengubungkan
pons dengan sumsum tulang belakang, terletak dalam fosa kranialis posterior adn
bersatu dengan sumsum tulang belakang tepat dibawah foramen magnum tulang
oksipital. Sifat utama Medula Oblongata
adalah bahwa disitu jalur motorik desendens (menurun) melintasi batang otak
dari sisi yang satu menuju sisi yang lain yang disebut duktus motorik.
Perpotongan seperti diatas yang dilakukan jalur sensorik pada medula juga
terjadi dan disebut duktus sensorik. Medula
Oblongata mengandung nukleus atau badan sel dari berbagai saraf otak yang
penting dan mengandung ”pusat-pusat vital” yang mengendalikan pernapasan dan
kardiovaskuler.Fungsi medulla oblongata :
1. Mengendalikan
pernafasan
2. Mengendalikan
sistem cardiovaskuler
Gambar 13
Struktur Medulla Oblongata
b.
Medula Spinalis
Medulla spinalis
bermula dari medulla oblongata menuju ke arah otak caudal melalui foramen
magnum dan berakhir pada daerah pinggang. Penampangnya dari atas ke bawah
semakin kecil kecuali pada daerah leher dan daerah pinggang menebal/melebar.
Dari penebalan tersebut plexus-plexus syaraf bergerak guna mensyarafi anggota
badan atas dan bawah, dan untuk daerah dada tidak membentuk plexus tetapi
tersebar membentuk syaraf intercostalis.
Pada
penampang melintang medulla spinalis tampak gambaran seperti kupu-kupu.
Sayapnya dibentuk oleh tanduk depan/cornu anterior dan tanduk belakang/cornu
posterior di kanan dan kiri. Medulla spinalis juga mempunyai 3 substansi yaitu
kelabu dan putih. Serabut-serabut syaraf tersebut tersusun menjadi beberapa
jalur. Medulla spinalis keluar syaraf-syaraf spinal yang tersusun menurut
segmen tubuh.
§ 8
pasang syaraf spinal leher
§ 12
pasang syaraf spinal dada
§ 5
pasang syaraf pinggang
§ 5
pasang syaraf spinal kelangkang
§ Beberapa
syaraf pinggang tungging
Setiap syaraf
spinal yang keluar dari medulla spinalis terdiri dua akar yaitu:
§ Akar
depan (radix anterior)
§ Akar
belakang (radix posterior)
Kedua radix
tersebut mempunyai kumpulan sel syaraf yang disebut simpul syaraf spinal
(ganglion spinale). Kedua radix tersebut saling bertaut satu sama lain
membentuk sebuah syaraf spinal yang kemdian meninggalkan canalis vertebralis
melalui foramen intervertebralis. Kemudian segera bercabang menjadi cabang ke
depan, ke belakang dan cabang penghubung.
Cabang belakang
syaraf spinal tersebut (ramus posterior nervi spinali) mensyarafi :
-
Otot punggung sejati dan sebagian kecil
kulit punggung.
Cabang
depan syaraf spinal mensyarafi :
·
Semua otot kerangka badan
·
Anggota gerak
·
Semua kulit kecuali sebagian kecil kulit
punggung
·
Lengan atas yang disebut plexus
branchialis, dicabangkan lagi keketiak, bahu, lengan, dan tangan
·
Anggota gerak bawah juga membentuk
plexus yaitu plexus lumbosacralis mensyarafi paha, tungkai atas dan bawah
Di
daerah plexus brachialis dan plexus lumbosacralis, cabang – cabang depan dari
nervi spinalis tidak membentuk anyaman (plexus) tetapi terpisah sendiri –
sendiri sebagai syaraf – syaraf antar iga (n intercostalis) ke dinding dada dan
dinding perut.
Gambar 14
Struktur Anatomi Medula Spinalis
Cabang
penghubung dan spinalis menuju ke batang simpatis (truncus simpaticus) yaitu
dua untai syaraf membujur di samping columna vertebralis dari atas ke bawah.
Pada setiap segmen tubuh, truncus simpaticus membentuk simpul syaraf yang
mensyarafi alat – alat dalam. Susunan syaraf tersebut termasuk susunan saraf
otonom (mandiri).
Nervi
spinalis berjalan melalui foramen intervertebralis dengan arah mengeray,
menyesuaikan, karena spinalis hanya sampai pada pinggang sehingga hanya
melanjutkan sebagai benang ujung (filum terminal). Bagian canalis vertebralis
yang terletak dibawahnya diisinoleh sebagian n spinalis yang berasal dari
bagian bawah columna vertebralis dengan berjalan serong kebawah menuju foramen
intervertebralis yang sesuai, terbentuklah ekor kuda (cauda equina).
Gambar 15
Penampang melintang Sumsum Tulang
Plexus
utama syaraf spinal :
1. Plexus
cervicalis : di bentuk empat syaraf cervical pertama. Letak plexus ini dibawah
otot sterno-mastoid.
Dari plexus ini timbul banyak cabang yang berfungsi untuk mensyarafi beberapa
otot leher dan
diafragma (n frenicus)
2. Plexus
brachialis : dibentuk oleh 4 syaraf cervical lebih rendah dari pembentuk plexus
cervicalis, dan syaraf thoracal pertama. Letaknya dibelakang sagita posterior
leher, dibelakang clavicula dan axila. Mula – mula membentuk tiga berkas (n.c.
5&6) membentuk tangkai atas, (n.c. 7) membentuk tangkai tengah dan (n.c.8
dan n. th.1) membentuk tangkai bawah. Yang selanjutnya bergabung membentuk urat
lateral yang meneruskan mensyarafi otot dibawah kulit (muscul ossubkutans) dan
urat posterior yang selanjutnya sebagai syaraf radialis dan untuk sircumflexi,
kemudian yang lain adalah urat medial yang melanjutkan diri sebagai syaraf
ulnaris, urat medial dan lateral bertemu membentuk syaraf mediana. Dari syaraf radialis
mensyarafi lengan atas dan otot radialis, syaraf ulnaris mensyarafi lengan atas
dan otot ulnaris sedang syaraf mediana mensyarafi bagian volar, fossa cubiti
dan melanjutkan bercabang ke palmaris mensyarafi ke 3 jari - jari dari lateral,
dan ke 2 jari - jari lainnya disyarafi o,eh cabang syaraf ulnaris.
Gambar
16
Plexus Brachial kiri
3. Plexus
lumbalis dibentuk oleh akar syaraf
lumbal pertama, di dalam otot psoas, dan mensyarafi otot tersebut.
plexus ini bercabang
menjadi :
·
nervus femoralis melalui bawah ligament
inguinale melanjutkan mensyarafi femur / paha sebelah anterior
·
nervus
obturatorius melalui foramen obturatorium masuk ke paha mensyarafi paha
sbelah dalam
4. Plexus
sacralis dibentuk syaraf lumbal keempat dan kelima. Syaraf - syaraf sacralis bergabung
membentuk nervus ischiadichus yang masuk
ke dalam paha melalui celah sacrum melayani paha sebelah posterior, sampai di
fossa poplitea, bercabang menjadi n popliteus medialis dan lateralis yang
melayani otot tungkai bawah.
5. Plexus
Lumbo-Sekralis menyalurkan saraf-saraf yang utama untuk anggota bawah.
Gambar
17
Plexus Lumbo Sakral
Fungsi medula spinalis:
a.
Mengadakan komunikasi antara otak dengan
semua bagian tubuh
b.
Gerak reflek
Gerakan
tersebut dapat terjadi bila ada:
1. Organ
sensorik yang menerima impuls misalnya kulit.
2. Serabut
syaraf sensorik yang akan meneruskan.
Jalannya
rangsang:
Impuls menuju sel – sel ganglion
radix posterior àoleh
serabut sel syaraf, impuls dihantar ke substansi kelabu pada cornu posterior
medulla spinalis à
serabut syaraf penghubung (n konektor) à ke cornu anterior à
sel syaraf motorik menerima impuls à diteruskan melalui serabut syaraf
motorik à
organ motorik
Gambar
18
Mekanisme Gerak Reflek
Untuk gerak
refleks maka dibutuhkan struktur sbb :
a. Organ
sensorik yang menerima
impuls, misalnya kulit.
b. Serabut
saraf sensorik, yang
menghantarkan impuls-impuls tersebut menuju sel-sel dalam ganglion radix
posterior dan selanjutnya serabut itu akan meneruskan impuls menuju substansi
kelabu pada kornu posterior medula spinalis.
c. Sumsum
tulang belakang, dimana serabut
saraf penghantar menghantarkan impuls menuju kornu anterior melalui medula
spinalis.
d. Sel
saraf motorik, dalam kornu
anterior medula spinalis yang menerima dan mengalihkan impuls tersebut melalui
serabut saraf motorik.
e. Organ
motorik, yang melaksanakan
gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.
Gambar
19
Diagram bagian yang diperlukan untuk pembentukan sebuah lengkung Reflek
Gerak
Refleks merupakan bagian
dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih cepat sari gerak
sadar , misalnya menutup mata pada saat terkena debu, dll.
Saraf-saraf
spinalis. 31 pasang saraf
sumsum tulang belakang muncul dari segmen-segmen medula spinalis melalui dua
akar, akar anteior dan akar posterior.
Gambar 20 Diagram
Irisan Melintang Sumsum Tulang Belakang
Jalur
saraf motorik. Impuls
berjalan dari kortex serebri menuju sumsum tulang belakang, melalui jalur-jalur
menurun yang disebut traktus serebo
spinalis/ traktus piramidalis.
Neuro motorik bawah, yang bermula sebagai badan sel dalam kornu anterior
sumsum tulang belakang, keluar lantas masuk akar anterior saraf spinalis, lalu
didistribusikan ke periferi, dan berakhir dalam organ motorik, misalnya otot.
Kerusakan pada neuron motorik. Dari segi klinis, perlu dibedakan antara kerusakan pada
neuron motorik atas, seperti jalur motorik pada daerah otak dan gangguan pada
neuron motorik bagian bawah.
Gambar
21
Jalur Saraf Motorik
·
Hemiplegia adalah contoh kerusakan pada neuron motorik atas, dimana otot-otot
sebetulnya bukan lumpuh, tetapi lemah dan kehilangan kontrol.
·
Poliomielitis adalah contoh kerusakan neuron motorik bawah , dimana otot yang terserang
menjadi lumpuh dan lemah, juga mengecil dan kehilangan refleks normal. Bila penderita anak-anak maka anggota geraknya tidak
dapat berkembang.
·
Bell’s palsy adalah contoh lain kasus kerusakan neuron motorik bawah.
Gambar
22
Jalur saraf Sensorik di relai 3 kali
Jalur
Saraf sensorik. Impuls saraf
sensorik bergerak melintasi traktus menaik yang terdiri dari 3 neuron.
Yang
pertama atau neuron yang paling tepi, memiliki badan sel dalam ganglion sensorik, pada akar
posterior sebuah saraf spinalis, lantas dendron yang merupakan sebuah
cabangnya, bergerak menuju periferi dan berakhir dalam satu organ sensorik, misalnya
kulit. Sementara itu axon, yang merupakan cabang yang lain masuk ke dalam
sumsum tulang belakang, lantas naik menuju kolumna posreior dan berakhir pada sekeliling sebuah nukleus dalam
medula oblongata.
Gambar 23
Serabut saraf sensorik
Sel
neuron yang kedua timbul dalam
nukleus tersebut, kemudian melintasi garis tengah dalam cara yang sama seperti
jalur motorik desendens untuk membentuk dekusasio sensorik, naik melalui
ponsdan diensefalon guna mencapai talamus.
Neuron
yang ketiga dan terakhir
bermula dalam talamus, bergerak melalui kapsula interna untuk mencapai daerah
sensorik kortek serebri. Traktus menaik ini menghantarkan impuls sentuhan,
kedudukan sendi-sendi dan getaran, sementara yang lainnya menghantarkan impuls
sentuhan, rasa sakit dan suhu.
Perasaan
( Sensibilitas ). Saraf sensorik
tepi akan menghantarkan beberapa impuls ” aferen ” untuk ditafsirkan oleh
daerah sensorik dalam kortex serebri sebagai sentuhan rasa sakit, gatal, panas
dan dingin yang berasal dari struktur tepi.
Sinapsis
saraf. Axon sebuah saraf
adalah serabut penghantar, sementara dendrit (ada lebih dari satu ) adalah
serabut yang menerima impuls saraf dan mengalihkannya menuju sel saraf. Impuls
dapat disalurkan melalui serangkaian neuron, seperti yang terdapat pada neuron
sensorik asendens. Diperkirakan bahwa proses penyaluran impuls tidak harus
melalui struktur tanpa terputus. Proses ini diperlihatkan dalam diagram berikut
yang menunjukkan apa yang disebut persambungan sinaptik.
Gambar
24
sinapsis serabut saraf. A: menunjuk arah sebuah impuls ke percabangan akson, B:
lewatnya impuls dikumpulkan oleh dendrit sebuah sel saraf melalui sel, ke akson
sebuah neuron kedua
2)
Sistem
syaraf tepi
Secara
langsung maupun tidak langsung, sistem syaraf tersebut tergantung pada sistem
syaraf pusat. Terdiri dari :
a.
Syaraf cranial
Terdapat 12 pasang serabut syaraf cranial, bersifat
sensorik atau motorik, juga campuran antara lain :
1. N
olfaktorius (sensorik), syaraf pembau
2. N
opticus (sensorik), syaraf penglihat
3. N
oculomotoris (motoris), mensyarafi otot mata externa dan penghantar syaraf
parasimpatis untuk melayani o. siliaris dan o. Oris
4. N
choclearis (motoris) ke arah sebuah otot mata, m obliquus externa
5. N
trigeminus (sensoris) mensyarafi kulit wajah, o.kunyah
6. N
abduscens (motoris) mensyarafi satu otot mata yaitu rectum lacriminalis
7. N
fascialis (motoris) mensyarafi otot - otot mimik wajah dan kulit kepala.
8. N
acusticus (sensoris) untuk pendengaran
9. N
glossopharingeus (motorik dan sensorik) mensyarafi lidah dan tekak dan kelenjar
parotis
10. N
vagus (sensoris dan motoris) mensyarafi semua organ tubuh
11. N
accesoris (motoris) terbelah menjadi dua, yang pertama menyertai n vagus, yang
lainnya sebagai n motoris menuju ke otot sternocleiodosmatoideus dan m.
Trapezius
12. N
hypoglosus (motoris) mensyarafi otot - otot lida
Gambar
25
Saraf Cranial
b.
Syaraf otonom
Semua alat-alat dalam dikendalikan oleh syaraf
otonom. Syaraf otonom terdiri dari dua sistem:
a. Sistem
simpatis
b. Sistem
parasimpatis
Syaraf
simpatis dan syaraf parasimpatis bekerja secara antagonis, tidak dibawah
kesadaran oleh karena itu sering disebut syaraf tak sadar.
Sifat
- sifat syaraf otonom:
·
syaraf otonom tidak diatur oleh cerebrum
·
sebagian besar organ menerima
seperangkat ganda syaraf otonom simpatis dan parasimpatis
·
ujung axon masing - masing serabut
tersebut mengeluarkan zat transmiter yang berbeda : simpatis mengeluarkan
noreppneprin oleh karena itu sering disebut serabur adrenergik dan serabut par simpatis mengeluarkan asetilkholin juga
disebut serabut kholinergik, pada
setiap efektor. Jadi yang menyebabkan berbeda, responnya karena zat transmiter
tersebut sedang impuls kedua sistem syaraf tersebut sama.
·
Impuls motor mencapai organ efektor dari
otak dan sumsum tulang belakang melalui dua neuron : neuron preganglion yang
terletak didalam otak atau sumsum tulang belakang dan neuron postganglion
terletak ganglion diluar sistem syaraf pusat
·
badan sel neuron postganglion dari
syaraf simpatis terletak didekat sumsum tulang belakang, sedang di sistem
syaraf parasimpatis terletak didekat atau dalam organ yang dilayani
·
bekerja secara antagonis
Sistem
syaraf simpatis terletak didepan columna vertebralis
dan berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui serabut
– serabut syaraf. Sistem simpatis tersebut terdiri dari serangkaian urat kembar
yang bermuatan ganglion – ganglion, syaraf tersebut bergerak dari dasar
tengkorak yang terletak didepan columna vertebralis dan berakhir pada pelvis
sebagai ganglion coccygeus. Ganglion – ganglion tersebut tersebar:
·
3 pasang ganglion cervical, didaerah
leher
·
11 pasang ganglion thorakal, didaerah
dada
·
4 pasang ganglion lumbal, di daerah
pinggang
·
4 pasang ganglion sakral, di daerah
sakral
·
Ganglion koksigeus, didaerah koksigeus
Gangliuon-ganglion ini
bersambung erat dengan system saraf pusat melalui sumsum tulang belakang,dengan
mempergunakan cabang-cabang penghubung ,yang bergerak ke luar dari sumsum
tulang belakang menuju ganglion, dan dari ganglion masuk menuju sumsum tulang
belakang.
Ganglion
simpatik lainnya berhubungan dengan dua rangkaian besar ganglia ini dan bersama
serabutnya membentuk plexus-plexus simpatis sebagai berikut:
1.
Plexus kardiak, terletak didekat dasar
jantung, serta mengarahkan cabangnya ke jantung dan paru – paru
2.
Plexus silika, terletak di sebelah
belakang lambung melayani alat – alat dalam rongga abdomen
3.
Plexus mesentrikus, terletak di depan
sakrum dan melayani organ – organ dalam pelvis
Serabut-serabut saraf
simpatis mensarafi otot jantung, otot otot tak sadar semua pembuluh darah,
serta semua alat alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus. Melayani
serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat, serabut- serabut motorik
pada otot tak sadar dalam kulit-yaitu arrectores pilorum- serta mempertahankan
tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar.
Syaraf parasimpatis,
keluar dari otak melalui syaraf – syaraf kranial ketiga, tujuh, sembilan, dan
sepuluh. Saraf- saraf ini merupakan penghubung melalui mana serabut-serabut
parasimpatik lewat, dalam perjalanannya keluar dari otak menuju organ-organ
yang sebagian dikendalikan olehnya. Serabut- serabut yang mencapai
serabut-serabut otot sirkuler pada iris, dan dengan demikian merangsang
gerakan- gerakan yang menentukan ukuran pupil mata, menggunakan saraf cranial
ketiga yaitu saraf okulo- motorik. Serabut – serabutnya mencapai iris, pupil
melalui neuron okulomotorik, mencapai kelenjar ludah melalui neuron fascial dan
melalui neuron glossofaringeus. Syaraf parasimpatis yang keluar dari medula
spinalis melalui daerah sakral membentuk urat – urat syaraf pada alat – alat
dalam pelvis dan melayani kolon, rektum, dan kandung kemih.
Serabut- serabut otot motorik sekretorik
mencapai kelenjar ludah melalui saraf ketujuh, fasial, serta saraf kesembilan,
glosofaringeus.
Saraf
vagus atau saraf
cranial kesepuluh adalah serabut saraf otonom terbesar. Daerah layanannya
luas, serta serabut- serabutnya disebarkan kepada sejumlah besar kelenjar dan
organ. Penyebarannya ini sejalan dengan penyebaran serabut simpatis.
Sistem simpatis
dan parasimpatis bekerja secara antagonis pada organ yang sama, misalnya syaraf
simpatis mengencangkan suatu alat dalam maka syaraf parasimpatis
mengendorkannya.
Gambar 26 Pembagian
kerja Saraf Simpatis dan Parasimpatis
System
pengendalian ganda (simpatis dan parasimpatis )
Cuma sebagian
kecil organ dan kelenjar yang memiliki satu sumber pelayanan ,yaitu simpatis
dan parasimpatis . sebagian besar organ dan kelenjar memiliki pelayanan
ganda,yaitu menerima beberapa serabut dari sitem simpatis di samping beberapa
serabut dari saraf otonom sacral atau cranial. Keaktifan organ dirangsang oleh
sekelompok urat saraf, sementara di lain pihak dilambatkan/diberhentikan oleh
sekelompok urat lain-dengan kata lain masing-masing kelompok bekerja
berlawanan. Dengan demikian,penyesuaian –tepat antara aktivitas dan istirahat
tetap dipertahankan, sementara ritme kegiatan halus organ-organ
dalam,kelenjar,pembuluh darah serta otot tak sadar juga dipertahankan.
Dengan demikian,jantung menerima serabut
akselerator dari saraf simpatis ,dan serabut inhibitor (penghambat) dari vagus.
Pembuluh darah mempunyai vaso-konstriktor dan vaso-dilator.
Gambar
Saluran pencernaan memiliki urat saraf akselerator dan inhibitor, yang mempercepat dan memperlambat gerakan peristaltic
berturut-turut.
Organ
|
Kegiatan
ditambah atau dirangsang oleh
|
Kegiatan
diperlambat atau dihentikan oleh
|
Jantung
Bronchi
Lambung
Usus
Kantong
kencing
Pupil
mata (iris)
|
Simpatis
(kecepatan dan kekuatan ditambah)
Vagus
(konstriksi)
Vagus
(konstraksi)
Vagus
(konstraksi)
Otonom
sacral (konstraksi)
Otonom
cranial ke-3 (kontraksi)
|
Vagus
(kecepatan dan kekuatan dikurangi)
Simpatis
(dilebarkan )
Simpatis
(dikendorkan )
Simpatis
(dikendorkan )
Simpatis
(dikendorkan )
Simpatis
(dilebarkan )
|
Apabila sebuah organ memiliki otot
sfinkter,maka serabut saraf yang menyebabkan kontraksi organnya akan menghambat
sfinkter ,dan sebaliknya. Hal-hal seperti itu terjadi pada lambung dalam
sfinkter pilorik, usus dalam sfinkter ileokolik, dan kantong kencing dalam sfinkter uretra interna. Sebagai contoh
misalnya,pada kegiatan mikturisi sfinkter uretra dikendorkan , sementara otot
pada dinding kandung kencing berkontraksi, sehingga memungkinkan kandung
kencing dikosongkan.
Gambar
27
Sistem saraf Simpati dan Parasimpatik
Zat transmiter
yang dihasilkan adalah asetilkholin yang berfungsi dari asetilkholin setelah
disekresi oleh syaraf kholinergik simpatis, zat tersebut kemudian disintesa
oleh vesikel yang ada di ujung syaraf tersebut, kemungkinan juga terjadi di
axoplasma, reaksi utama yang terjadi sebagai berikut:
Acetyl+ KoA +
Kolin à Kholin acetylase àAcetylkholin
Acetylkholin à (kholinesterase)
à Ion acetat +
kholin
Kholin
yang terbentuk tersebut dibawa kembali ke dalam ujung syaraf terminal untuk
disintesa acetylkholin baru . Dalam pemecahan acetylkholin tersebut diatas,
biasanya memerlukan waktu yang cepat sekali hanya beberapa detik setelah
sekresinya, tetapi kadang – kadang tahan selama beberapa detik, sehingga
sejumlah kecil difusi di cairan sekitarnya, cairan tersebut mengandung semacam
kholinesterase lain yang disebut kholinesterase serum yang dpaat memecahkan
acetylkholin yang tersisa dalam beberapa detik berikutnya. Oleh karena itu
kegiatan acetylkholin di ujung syaraf kholinergik hanya beber5apa detik atau
sepersekian detik.
Sedang sintesa norepineprin dimulai
dari exoplasma dari ujung syaraf terminal serabut syaraf adrenergik dan
diselesaikan di vesikel.
Tirosin à hidroksilasi
à DOPA
DOPA à
dekarboksilasi à Dopamin
Transpor dopamin ke dalam vesikel
Dopamin à hidroksilasi
à norepineprin
Jika ini terjadi di medulla
adrenalis maka reaksi tersebut masih dilanjutkan:
Norepinephrin à metilasi
à epenephrin
Guna pemecaha / penghilangan
Norepinephrin yang disekresi di ujung syaraf terminal serabut syaraf adrenergik
maka dilakukan:
1.
Difusi kembali ke ujung syaraf
adrenergik secara transpor aktif, sehingga 50-80% yang diserap dari
Norepinephrin yang disekresikan
2.
Difusi menjauhi ujung syaraf tersebut,
ke dalam cairan tubuh sekitarnya kemudian masuk ke dalam darah, inilah yang
memindahkan Norepinephrin yang tersisa
3.
Sebagian kecil dipecah oleh enzim
monoamin aoksidase (COMD) yang tersebar di seluruh jaringan
Lama
bekerjanya Norepinephrinyang lansung disekresikan ke dalam jaringan sangat
cepat sekali hanya beberapa detik khususnya yang berada di ujung syaraf
adrenergik, kecuali Norepinephrin maupun ephinephrinyang disekresi oleh adrenal
masuk ke dalam darah, aktif sampai jaringan yang kemudian diperoleh oleh enzym
COMT, terutama di hepar. Jadi kira - kira 10-30 detik, setelah itu terjadi
penurunan selama satu sampai beberapa menit.
Mekanisme
pengaruh zat transmiter syaraf otonom terhadap reseptor pada organ – organ
dalam (otot polos atau kelenjar).
Acetylkholin,
Norepinephrin dan ephinephrin yang disekresikan oleh syaraf otonom akan
merangsang organ efektor:
1. Bereaksi
dengan reseptor (protein/ lipoprotein) yang terdapat didalam membran sel,
sehingga mengubah permeabilitas membran yang dapat mengakibatkan kemungkinan
terjadi aksipotensial misalnya pada otot polos atau mengakibatkan efek
elektronik pada sel misalnya pada sel kelenjar untuk menimbulkan respons. Ion
tersebut menimbulkan efek langsung pada sel reseptor, misalnya ion kalsium akan
meningkatkan kontraksi otot polos.
2. Meningkatkan
kegiatan enzym yang terdapat dalam sel efektor, misalnya ephineprin
meningkatkan kegiatan adenil siklase dalam membran sel, yang menyebabkan
pembentukan AMP siklis, yang sangat berperanan dalam banyak kegiatan intrasel.
D.
GANGGUAN SISTEM SARAF
1. Gangguan
pada serebrum. Penyakit atau kerusakan
yang timbul setelah cedera atau yang menyusul kecelakaan serebro-vaskuler pada
otak, tergantung dari daerah dan neuron yang terserang.
·
Paralis motorik jenis spastik, dengan gejala kaku-otot dan refleks-meninggi merupakan
akibat dari neuron atas yang terkena cedera. Hemiplegis hanya dapat menyerang
lengan dan tungkai sebelah saja, sedang otot wajah, kepala, leher dan badan
kendati badan tidak terkena,
·
Paralis sensorik, sebagai akibat dari cedera pada halur sensorik. Gerak
refleksi tidak normal, ketidaknormalan ini melibatkan juga refleks organik
pupil mata yang mengalami kontrasi atau tidak dapat berkontraksi.
Gambar
28
Serabut saraf dan arteri yang melintasi sebelah depan pergelangan dan melayani
struktur didalam tapak tangan dan jari
2. Ganglion
Basalis. Penyakit parkison,
paralisis agitans diduga disebabkan oleh degenerasi ganglion-ganglion basalis.
Gambar
29
serabut saraf utama dari pleksus lumbosakral
3.
Batang
otak, pons dan medula oblongata. Pusat-pusat vital pengendalian
pernapasan dan tekanan darah terletak di sini, sehingga suatu kerusakan pada
daerah ini akan menyebabkan kematian. Jumlah jalur saraf yang berpusat disini
sedemikian banyaknya, sehingga suatu cedera kecil sekalipun yang terjedi di
situ dapat menyebabkan kelemahan dan hilangnya perasaan.
4.
Kerusakan
pada sumsum tulang belakang. Seringkali disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas adalah
cedera serius yang dapat berakibat menyeluruh atau sebagian. Apabila cedera itu
mengenai daerah servikal pada lengan, badan dan tungkai maka penderita itu
tidak tertolong. Apabila saraf frenikus tidak terserang cedera maka diafragma
mungkin tidak terserang, sebaliknya bila saraf frenikus terserang maka
dibutuhkan pernapasan buatan.
5.
Spastisitas
dan kekakuan. Pada saat keadaan paralia lemas berlalu, otot mendapat
kembali tonusnya, kendati masih lemah. Anggota gerak yang terserang menjadi
spastik dan kaku. Gerak refleks terjadi khususnya pada bagian yang mempunyai
hubungan dengan kelompok otot flexor dan abduktor, walaupun tidak terdapat
pengendalian sadar atas gerakan ini. Kemampuan pengendalian sadar hilang. Pada
tahap ini ada kemungkinan terjadi deformitas.
6.
Terputusnya
serabut saraf campuran yang lazim terjadi pada kecelakaan lalu lintas, dapat
menyebabkan daerah-daerah yang dilayaninya kehilangan kemampuan bergerak, oleh
karena ini merupakan cedera neuron motorik bawah yang menyebabkan hilangnya
perasaan.
7. Neuritis
adalah istilah gabungan yang
digunakan dengan dengan adanya gangguan pada saraf tepi, entah itu karena
peradangan, keracunan, seperti pada neuritis alkohol maupun karena tekanan.
Simptom yang timbul karena peradangan ada macam-macam biasanya berupa rasa
sakit yang justru menghebat pada malam hari, dan tidak berkurang kendati si
penderita beristirahat. Jenis-jenis neuritis dinamakan sesuai dengan plexus
atau urat saraf yang terserang, misalnya :
a.
Neuritis plexus brakhialis yang mungkin disebabkan infeksi, cedera ataupun tekanan.
b. Neuritis
nervus radialis, dapat cidera
apabila lengan dibiarkan bergelantungan pada sisi alat pengusung atau meja
operasi.
c. Tekanan
pada nervus ulnaris, dapat
timbul karena bertelekan pada siku pada saat berbaring.
d.
Kompresi nervus medianus dalam saluran karpal.
8. Neuritis
siatika atau lebih dikenal dengan siatika
Timbulnya siatika sering kali diduga disebabkan tekanan
yang berasal dari prolapsus diskus intervertebralis atau karena cedera lain
pada bagian bawah kolumna vertebra.
Nervus popliteus
lateralis apabila tungkai dibalut gips, dapat tertekan pada saat gips itu
melingkari kepala fibula.
9. Ensefaliatis
adalah peradangan pada jaringan
otak, yang biasanya disebabkan infeksi virus.
10. Meningitis
adalah peradangan pada selaput
otak.
·
Bedah saraf adalah cabang atau jenis pembedahan yang sangat khusus
serta berkembang pesat. Termasuk kedalamnya adalah semua pembedahan yang
dilakukan terhadap otak, sumsum tulang belakang dan saraf tepi.
·
Kraniotomi adalah
melubangi tengkorak, yang umumnya dilaksanakan bila terdapat tumor, darah atau
gumpalan darah ataupun fraktur pada kubah yang dapat menekan otak.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
1. Sistem
saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain
2.
Syaraf (neuron)terdiri dari :
·
Sel syaraf dan processusnya (dendrit)
yang berfungsi untuk metabolisme, penghasil energi guna transmisi impuls, juga
merendam adanya aliran impuls yang menuju ke dendrit.
·
Serabut syaraf (axon), berfungsi untuk
transmisi atau konduksi impuls.
·
Ujung syaraf (telodendron) tempat
produksi transmiter (acetylcholin, norepinephrin).
3.
Proses terjadinya konduksi impuls syaraf
ada
dua teori :
a. Teori
Membran
b. Teori
Penyaluran Sirkuit Lokal
4.
Sistem syaraf dibagi atas beberapa
bagian antara lain :
a. Sistem
syaraf pusat terdiri dari :
·
Otak
·
Medulla spinalis (sumsum tulang
belakang)
b. Sistem
syaraf tepi (perifer), yang dibentuk oleh beberapa syaraf yang berhubungan
dengan syaraf pusat secara langsung maupun tidak langsung.
·
Syaraf cranial
·
Syaraf otonom :
-
syaraf simpatis
-
syaraf parasimpatetis
5.
Gangguan
pada system syaraf :
·
Gangguan pada serebrum
·
Ganglion Basalis
·
Batang otak, pons dan
medula oblongata
·
Kerusakan pada sumsum
tulang belakang
·
Spastisitas dan kekakuan
·
Terputusnya serabut
saraf campuran
·
Neuritis
·
Neuritis siatika atau lebih dikenal dengan siatika
·
Ensefaliatis
·
Meningitis
DAFTAR
PUSTAKA
Pearce,
Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi
untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Rosyidi,
Alvi. 1996. Anatomi – Fisiologi dan Gizi
Manusia. Surakarta: UNS
mantep/.//...ana mintak copy ea gan buat tugas
BalasHapussaraf certivicalis memanjang, disebabkan apa, bgm cara pengobatannya
BalasHapus